ku baca jejak kaki
dari setapak tanah merah hingga batu-batu bercadas
ngarai yang kita susuri
dan gumpalan kabut yang kita daki
disitu aku belajar
pada matahari, hawa dingin, dan awan yang berserakan
dan kau selalu saja menang
mengartikan tanda-tanda alam sebagai peta kehidupan
kini,
di fase sejarah yang kita pilih
kita terpisahkan bentang hamparan kehidupan
kau ke utara mengejar angin
aku ke barat menemukan laut
“mencoba menemukan jati diri” begitu alasanmu
suatu senja nanti
ketika musim berganti
aku berharap angin berhembus ke barat
dan ku tunggu kau di ujung dermaga
menceritakan angin yang kau kejar
sambil meniknati secangkir teh dan panorama senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar